Teknologi Untuk Kehidupan

Teknologi saat ini sudah makin merata, hampir semua lapisan masyarakat telah merasakan dampak dari perkembangan teknologi, namun sesungguhnya apabila kita coba telaah kebih cermat lagi, teknologi yang kita manfaatkan masih sangat sedikit dibandingkan dengan teknologi yang sebenarnya ada dan telah siap untuk dimanfaatkan.

Banyak teknologi yang sebenarnya sudah hadir disekitar kita dan siap membantu meningkatkan efektivitas dan mutu kehidupan kita, namun karena ketidak tahuan kita akan keberadaan teknologi tersebut, tentulah kita tidak bisa memanfaatkannya dan teknologi tersebut menjadi sia - sia. Akar dari ketidak tahuan ini muncul dari perasaan puas dan kurangnya perasaan ingin tahu, anggapan bahwa teknologi adalah hal yang rumit dan hanya perlu diketahui secukupnya.

Pertama kali kita menggunakan telpon genggam, tentunya kita tidak mengetahui secara persis fitur dan cara penggunaannya, kita hanya sebatas tahu bahwa ada fungsi dari perangkat tersebut yang kita butuhkan. Akhirnya kita mencobanya, dan banyak ywbg menjadi tahu dan faham, dan ada pula yang nenyerah dan dan menganggap perangkat tersebut bukanlah untuknya. Namun seiringbdengan tuntutan sekitar, banyak dari kita yang tadinya enggan menggunakan akhirnya terseret juga untuk menggunakan perangkat tersebut.

Hanya pada teknologi "kunci" yaitu media komunikasi dimana merupakan sifat dan kebutuhan dasar manusialah yang akan mempunyai kekuatan yang sangat besar untuk menyeret kita, membentuk lingkungan kita dan pola pikir kita untuk menggunakan teknologi tersebut.

Sesungguhnya apabila kita menjadikan "kunci" dalam diri kita bukan hanya sekedar komunikasi, namun lebih kearah menjadikan kehidupan lebih baik, tentunya kita juga akan mempunya kekuatan yang sangat besar unruk menyeret diri kita sendiri kesebuah teknologi yang sebenarnya sudah ada disekitar kita dan telah siap digunakan. Jadi, sebenarnya hal yang biasa kita sebut "gaptek" atau gagap teknologi merupakan sebuah penetapan pola pikir dimana kita tidak ibgin membuat kehidupan kita lebih baik, atau kita malas belajar.
Kita tidak gaptek, kita hanya malas belajar.

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.